Daftar Blog Saya

Senin, 28 Februari 2011

Resep Cah Kangkung Udang


Cah Kangkung Udang
            Bahan :
  • ·         1 ikat kangkung segar, bersihkan, potong-potong
  • ·         1 buah bunga kol ukuran sedang, potong-potong
  • ·         2 siung bawang putih, iris-iris
  • ·         1 buah bawang merah
  • ·         lada
  • ·         2 buah cabe merah besar, iris serong
  • ·         2 buah cabe hijau, iris serong
  • ·         125 gr udang ukuran sedang, belang punggung
  • ·         2 sdm minyak untuk menumis
  • ·         Garam secukupnya
  • ·         Gula seukupnya
  • ·         Penyedap jika suka
  •  
Cara Membuat : 
1.      Bawang merah di ulek dengan lada sampai halus, baluskan pada udang yang sudah dibersihkan, diamkan sebentar. 
2.      Tumis bawang putih sampai harum, masukkan cabe merah, cabe hijau dan udang. 
3.      Masukkan kembang kol, aduk sebentar, beri garam dan gula, aduk rata, beri sedikit air hingga mendidih. 
4.      Terakhir masukkan kangkung hingga agak layu, tutup dan kecikan api. 
5.      Angkat dan Hidangkan

Selamat Mencoba ya resep dari aku, tunggu resep yang lainnya ^_^

Minggu, 27 Februari 2011

ILMU DAKWAH


TUGAS MAKALAH

KONSEP DAKWAH DI ERA DIGITAL

Diajukan untuk Memenuhi Seleksi Mahasiswa Teladan
IAIN Antasari Banjarmasin


Disusun oleh
Rahmaniah (0801359486)


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BANJARMASIN 2010
DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................................ I
Kata Pengantar.............................................................................................................. II
Bab I. Pendahuluan....................................................................................................... 1  
Bab II. Pembahasan...................................................................................................... 3
2.1.Pengertian Mahasiswa.................................................................................. 3
2.2.Pengertian Dakwah...................................................................................... 4
2.3.Unsur-unsur Dakwah................................................................................... 5
 2.4.Berdakwah di Era Digital .......................................................................... .7
Bab III. Kesimpulan dan Penutup................................................................................ 12
Daftar Pustaka............................................................................................................. 14










BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini masyarakat dunia berada dalam era modern yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang paling menonjol di bidang teknologi adalah dengan lahirnya teknologi dan informasi yang canggih. Karena  itu era ini biasa disebut dengan abad   globalisasi informasi. Abad ini juga penuh dengan problematika yang kompleks, problema tersebut menyangkut politik, social, ekonomi, budaya, dan kenegaraan.
Keaktifan mahasiswa sangat berperan dalam pembangunan kehidupan masyarakat sekarang salah satunya adalah untuk mengatasi problema yang terjadi dalam kehidupan social, terlebih lagi untuk mahasiswa IAIN yang dipandang oleh masyarakat adalah mahasiswa yang serba bisa dalam hal apapun dalam kegiatan social dan keagamaan.
Persepsi masyarakat ini seharusnya menjadi imej baik bagi mahasiswa IAIN, khususnya mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin ini, karena keadaan yang bersifat positif ini dapat menjadi sebuah peluang maupun kesempatan untuk mengajak kepada hal-hal kebaikan yang disebut dengan dakwah islamiah. Menghadapi masyarakat modern saat ini, maka metode-metode berdakwah pun harus up date dan dapat diterima oleh masyarakat . Jika dahulu orang yang naik ke atas mimbar, berpeci dan lehernya berlilit sorban maka dialah seorang juru dakwah. Namun sekarang bahkan nanti beberapa tahun kedepan persepsi ini akan berubah karena kita sekarang hidup di era digital, sehingga dakwah tidak hanya disampaikan dengan ceramah dan bersifat satu arah saja namun sekarang alat yang digunakan untuk berkomunikasi bermacam-macam misalnya seperti Laptop, E-mail, Internet, PDA, telepon genggam dan lain-lain.
Disinilah letak pentingnya mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan di setiap Fakultas IAIN Antasari Banjarmasin. Lembaga Kegiatan Keagamaan (LKK) menjadi wadah berkumpulnya para mahasiswa untuk menambah wawasan dan berlatih agar tidak canggung ketika nanti terjun di masyarakat. Karena berdakwah bukan hanya tugas para ulama. Setiap muslim mempunyai kewajiban untuk ber-amar ma’ruf  nahi munkar, terlebih lagi para mahasiswa Islam. Sampaikanlah kebenaran walau satu ayat, begitu pesan Rasulullah.
1.2 Pokok Bahasan
Pada bagian pertama, pembahasan adalah pengertian mahasiswa dan perannya bagi masyarakat bagaimana dia dikatakan sebagai tonggak perubahan. Sementara bagian kedua adalah pengertian dakwah dan akan memperlihatkan apa saja yang dapat mahasiswa berikan untuk mengajak masyarakat agar menjadi lebih baik dengan memperhatikan unsur-unsur dakwah. Selanjutnya  bagian ketiga akan membahas bagaimana strategi berdakwah di era digital serta bagaimana penerapan teknologi secara efektif akan dapat membawa nilai tambah di mata masyarakat dan potensi solusi apa saja yang direkomendasikan untuk mengatasi masalah tersebut.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah tonggak dari sebuah perubahan. Suatu istilah yang tentunya sudah tidak asing lagi kita dengar, yaitu bahwa ”Mahasiswa sebagai Agen of Change/ Agen Perubahan”. Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah sebuah bangsa, pemikiran kritis dan konstruktif selalu hadir dari pola pikir para mahasiswa.Sikap idealismemendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi rakyat kepada penguasa dengan cara mereka sendiri (Novi Handara : 2010).
Peran mahasiswa sangatlah nyata bagi sebuah perubahan dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dimana peran mahasiswa itu sendiri diantaranya:
1.      Sebagai penganalisa dan pemberi solusi terhadap fenomena ataupun peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat.
2.      Sebagai pengamat dan pengontrol terhadap kebijakan dan keputusan pemerintah.
3.      Sebagai penyambung lidah/penyampai aspirasi masyarakat kampus pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
4.      Sebagai penyampai kebenaran.
5.      Sebagai agen perubahan (agent of change).
6.      Sebagai generasi penerus masa depan bangsa.


2.2  Pengertian Dakwah
Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a (Majma’ al-Lughah al-Arabiyah, 1972: 286).
Yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi yang sama dengan istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahi munkar, maui’dzhoh hasanah, washiyah, tarbiyah, ta;lim dan khotbah.
Pada praktik dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga unsur, yaitu penyampai pesan, informasi yang disampaikan,dan penerima. Namun dakwah mengandung pengertian yang lebih luas dari istilah tersebut, karena istilah tersebut mengandung makna sebagai aktifitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia.
Terlepas dari beragamnya istilah ini,pemakaian kata dakwah dalam masyarakat Islam, terutama di Indonesia,adalah sesuatu yang tidak asing. Arti darikata dakwah yang dimaksudkan adalah seruan dan ajakan.
Secara terminologis pengertian dakwah dimaknai dari aspek positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kebaikan dan keselamatandunia akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan definisi yang bervariasi, antara lain;
1.      Ali Makhfudh dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin” mengatakan,dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuj [agama]. Menyeru merekakepada kebaikandan mencegah mereka dari perbuatan mungkar, agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
2.      Muhammad Khidir Husain. Dalam bukunya ”al-Dakwah Ila al-Ishlah”mengatakan, dakwah adalah upaya untuk memotivasi orang agar berbuatbaik danmengikuti jalan petunjuk dan melakukan amr ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesandan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
3.      Qasarudin Latif menyatakan, bahwa dakwah adalah setiap usaha aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya dengan beriman dan menaati Allah SWT. Sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiah.
4.      Quraish Shihab mendefinisikannya sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.

Istilah dakwah mencakup pengertian antara lain:
1.      Dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk mengamalkanajaran Islam.
2.      Dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran secara sadar dan sengaja.
3.      Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat untuk memperoleh kebahagiaan hidupdi dunia dan di akhirat.

2.3  Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah),wasilah (media dakwah) thariqah (metode) dan atsar (efek dakwah).
1.      Da’i
Da’I adalah orang yang melaksanakan dakwah baik tulisan maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat organisasi.
2.      Mad’u
Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok baik yang beragama Islam maupun tidak.
3.      Maddah
Maddah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u. Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi masalah pokok, yaitu masalah akidah (keimanan), masalah syariah, masalah mua’malah, dan masalah akhlak.
4.      Wasilah
Wasilah adalah media dakwah atau alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u.
Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu:
a.       Lisan
Dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.
b.      Tulisan
Dakwah dengan media ini melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat-menyurat(korespondensi), spanduk dan sebagainya.
c.       Lukisan
Dakwah dengan media ini melalui gambar, karikatur, dan sebagainya
d.      Audiovisual
Dakwah dengan media ini melalui televise, film slide, OHP, Internet, dan sebagainya. Media ini dapat merangsang indra pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya.
e.       Akhlak
Media ini melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u.
5.      Thariqah
Kata metode telah menjadi bahasa Indonesiayang memiliki pengertian “Suatu cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana system, tata pikir manusia” (M. Syafaat Habib : 1992)
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam.Ketika membahas tentang metode dakwah,maka pada umumnya merujuk pada surat an-Nahl : 125 dalam ayat tersebut metode dakwah ada tiga, yaitu bil hikmah, mau’izatul hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan.
6.      Atsar (efek) dakwah
Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i. Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan,maka selesailah dakwah.

2.4  Berdakwah di era digital
Manusia semakin maju dan efisien. Tetapi yang berubah sebenarnya sarana untuk menulis dan membaca. Sepanjang sejarah,manusia tetap manusia sebagai makhluk yang menggunakan symbol dalam berkomunikasi. Dalam hal ini,kita jauh lebih beruntung dibanding orang-orang di zaman dulu yang tidak pernah mengenal computer dan teknologi digital. Karena itu patutlah kita bertanya: Apakah dengan tersedianya teknologi digital yang canggih,kita dapat menulis dan berkarya lebih banyak, lebih bermutu dan lebih bermanfaat bagi umat manusia? (Aliansyah Jumbawuya: 2009).
Berdakwah di era digital banyak variasinya, bisa melalui tulisan, internet, aplikasi cd pembelajaran dan lain-lain. Dalam konteks Kalsel,kita pernah punya ulama panutan, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Setiap tahun, haul beliau diperingati. Tapi ada satu hal yang sering terlupakan, bahwa Datu Kelampayan selain berdakwah dengan lisan dan perbuatan,juga lewat tulisan.Salah satunya, karya beliau yang terkenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin. Semangat dan keteladanan berdakwah menggunakan tulisan  inilah yang acapkali terabaikan oleh kita.
Perlu disadari pula, bahwa berdakwah dengan tulisan itu bisa melalui puisi (sebagaimana dilakoni Emha Ainun Nadjid, KH. Mustafa Bisri,Taufik Ismail, Eza Thabry Husano, dan lain-lain), Cerpen (sebagaimana dilakukan Helvy Tiana Rossa beserta anggota forum lingkar Penalainnya), novel ( sebagaimana digeluti Habiburrahman el-Shirazy, Pipiet senja, dan lain-lain),elektronik mail (E-mail) (seperti yang di lakukan Anne Ahira) ataupun memotivasi orang agar giat bekerja dan optimis menyongsong masa depan.
Dakwah yang universal ini memerlukan berbagai sarana yang komunikatif dalam penyampaiannya, agar dakwah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien. Maka sebagaimana yang dikatakan A. Hasjmy, para juru dakwah memerlukan media dan sarana, membutuhkan alat dan medan (A. Hasjmy :1994).
Media dan sarana yang dapat digunakan untuk berdakwah tentu bisa berubah-rubah, sesuai dengan kemajuan zaman. Karena menurut Yusuf Qaradhawi, “Isi dari dakwah adalah tetap, tidak berubah, sedang media dan sarananya berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan umat manusia. Maka dalam berdakwah kita wajib membuat dan menggunakan sarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi”( Yusuf  Qaradhawi, Op.Cit, hal. 163).
Walaupun teknologi dapat membawa kerugian bagi umat Islam, tapi seorang muslim tidak akan (bahkan tidak boleh) bersikap apriori terhadap teknologi. Akan tetapi ia harus bersikap selektif dalam membeli atau memanfaatkan teknologi itu. Sikap muslim terhadap teknologi sangat tergantung pada daya analisisnya terhadap kedudukan teknologi di tengah-tengan agamanya. Karena menurut ajaran Islam, teknologi yang mendapat berkah hanya bisa terwujud dari aklak yang mulia, yang terjalin dalam segenap susunan masyarakt (M. Solly Lubis :1997).
Oleh karena itulah, teknologi informasi disamping menambah tantangan bagi dakwah juga mempunyai potensi untuk dimanfaatkan dalam proses dakwah. Terutama karena dengan teknologi komunikasi, dalam hal ini internet, dakwah sebagai sebuah proses komunikasi akan mendapatkan beberapa manfaat, yaitu:
1.      Tidak tergantung waktu dan tempat.
Dakwah bukan lagi kegiatan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu yang terbatas. Informasi mengenai Islam bisa didapatkan kapan saja dan di mana saja. Informasi tersebar di Internet, jika membutuhkannya cukup mengaksesnya. Kegiatan dakwah bisa terus terjadi dan dilakukan selama 24 jam.
2.      Cakupan yang luas.
Informasi yang disebarkan di internet dapat diakses oleh banyak orang. Cakupan dari internet adalah seluruh dunia. Dakwah tidak lagi terbatas untuk kalangan tertentu saja, informasi yang kita sebarkan akan bersifat universal karena semua orang dapat membacanya.
3.  Pendistribusian yang cepat.
Internet menjadi media penyebar informasi yang tercepat saat ini. Hanya dalam hitungan detik, informasi yang baru kita tuliskan sudah bisa tersebar  kemana-mana. Bayangkan jika digunakan sebagai media dakwah, efektif bukan?.
4.   Keragaman cara penyampaian.
Dengan bentuk keragaman yang ditawarkan oleh internet, mulai dari menampilkan bentuk tulisan sampai ke bentuk audio visual yang menarik, maka cara dakwah yang ditempuh dapat beragam. Keragaman ini pulalah yang membuat dakwah melalui internet dapat menjangkau banyak segmen. (Syarif Hidayatullah dan Zulfikar S. Dharmawan: 2003)
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media yang digunakan dalam berdakwah bisa apa saja, tidak mesti dengan berceramah atau khutbah, tetapi segenap cara dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan aqidah, fikrah, dan akhlaq islami ( Achyar Eldin,: 2003).
Sedangkan multimedia dapat dikatakan yaitu : 'Penggunaan dua atau lebih jenis/bentuk media (video bergerak, audio, gambar, grafik, animasi, teks dan sebagainya) untuk menyampaikan seruan'.
   Jadi, apabila membicarakan mengenai berdakwah melalui multi media artinya adalah bagaimana menggunakan multi media sebagai salah satu sarana dakwah kepada masyarakat.


















BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dalam persepsi kehidupan masyarakat kita, mahasiswa IAIN merupakan mahasiswa yang istimewa karena dianggap serba bisa melakukan kegiatan-kegiatan social keagamaan misalnya menjadi imam mesjid, mengajar maupun sebagai da’i (pendakwah), dan lain-lain. Aktivitas berdakwah pada hakikatnya adalah menyampaikan materi dakwah (mengajak, mengajar, mendengarkan, dan sebagainya) kepada objeknya untuk mencapai tujuan.
Dalam penentuan strategi dakwah haruslah memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1.      Tujuan yang ingin dicapai
2.      Kemampuan da’i meliputi kemampuan di bidang materi dakwah dan bidang-bidang    yang berhubungan dengan ilmu-ilmu dakwah, apalagi di era digital ini, teknologi ilmu computer benar-benar harus dikuasai oleh mahasiswa dengan baik untuk kegiatan  dalam bermasyarakat nanti.
3.      Objek dakwah, masyarakat sebagai objek dakwah memiliki berbagai macam karakteristik yang harus dipahami agar dapat mencapai tujuan dakwah yang seoptimalnya.
4.      Media dakwah yang tersedia,media/alat yang tersedia (yang ada) membantu pula untuk mencapai dakwah yang seoptimalnya.

Faktor-faktor tersebut merupakan penentuan atau dasar-dasar dalam menentukan strategi dakwah islam. Demikian keseluruhan dapatlah disimpulkan berdasarkan:
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ š
 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Alquran surah an-Nahl ayat 125)















DAFTAR PUSTAKA

Alam, Tombak Datuk S.H.1990.Kunci Sukses Penerangan dan Dakwah. Jakarta:Rineka Cipta
Jumbawuya, Aliansyah. 2009. Saatnya Penulis Muslim Menggebrak. Banjarmasin:Perpustakaan Nasional, KDT.
Munir, Muhammad.dkk.2006.Manajemen Dakwah.Jakarta:Rahmat Semesta.
Shahir, Mohamad. Pemanfaatan TI untuk Kemajuan Dakwah, (online) http://mafazaif.wordpress.com, diakses 12 Februari 2010 10.01 PM)
Zukdi, Ilpi. Dakwah Melalui Multi Media, (online) http://ilpi.multiply.com, di akses 12 Februari 2010  9:44 PM)
Dan http://annidaonline.blogspot.com, diakses 12 September 2010 2:18 AM)